Monday, 23 November 2009

Tentukan Pilihanmu

"Jika kau tidak melakukan pilihan atas jalan hidupmu, maka bersiaplah untuk dipilihkan oleh keadaan. Hidup bukan untuk melakukan semua hal, tapi melakukan sesuatu yang benar-benar bermakna. Cerdaslah dalam memilih & menghadapi resikonya. Kau berhak memilih pilihan apapun, namun yang pasti tidak akan pernah bisa kau memilih resikonya" (dikutip dari kata-kata ustadznya teman saya ^_^) [kawan Multiply]




~dalam masa-masa berusaha untuk memilih, sebelum hal-hal tsb menjadi basi~

Sunday, 15 November 2009

Kepada Siapa?


Pengen deh bisa nangis dengan puas di pangkuan ortu layaknya anak kecil kehilangan permen, masih polos ya. Kalau sekarang mah gengsi dengan beliau-beliau. Udah dewasa (?) koq cengeng. Yang ada, tangisan karena masalah yang kita hadapi tsb malah membuat mereka khawatir. Hmmmm padahal kan manusia itu nggak bisa nggak nangis ya. Kalau nggak bisa nangis (apalagi nggak bisa nangis karena takut akan Allah SWT), waduh, apa iya hatinya sudah membatu?? Na'udzubillah.


Komik Doraemon yang pernah kubaca menampilkan sosok ayah Nobita yang mabuk-mabukan ketika pulang ke rumah (suatu contoh buruk yang nggak boleh dicontoh ). Ada apa sih?


Olala...


Huff...


Mamanya Nobita malah jadi bahan amukan. Amarah ayah kian menjadi. Nobita & Doraemon berinisiatif mencari jalan keluarnya.


Dengan bantuan mesin waktu, akhirnya ayah Nobita dipertemukan kembali dengan ibunya a.k.a neneknya Nobita yang meninggal waktu Nobita masih balita.


Apa yang terjadi??


Sang ayah langsung menangis. Terisak-isak seperti anak kecil, terlihat seperti merengek-rengek. Ayah Nobita ternyata curhat kepada ibunya (konon katanya orang yang sedang mabuk itu menjadi jujur ). Ternyata sampeyan mabuk karena disindir & diperolok-olok sama bosnya.





Selang beberapa waktu, ayah Nobita akhirnya kembali tenang, dan tertidur pulas di pangkuan ibunda tercinta, yang nyatanya di masa kini sudah tak ada lagi.


Huff... Menyedihkan sekaligus mengharukan ya. Ayah Nobita tidak punya sosok yang dapat menghilangkan keluh kesahnya, yang dapat meringankan segala beban hidupnya, yang melegakan sesak di dada ketika masalah-masalah orang dewasa semakin bertumpuk, makin complicated.


Biasanya orang-orang curhat dengan mereka yang lebih berpengalaman. Yang sudah lebih banyak 'makan garam'. Dan biasanya ciri tsb ditemukan pada orang-orang yang usianya lebih tua.


Apakah semakin dewasa atau tua umur seseorang lantas tak ada lagi tempat curhat, tempat berkeluh kesah, untuk mereka ya ?


Ya Allah. Tak apa aku sendiri, asalkan masih bersama Engkau...




~151109; 02.40 WIB~

Tuesday, 3 November 2009

Sungguh Aku Tak Mengerti

2nd weeks...


30th months...


4.5th years...





Sebenarnya apa tujuan dari waktu selama itu
Kalau akhirnya harus berpisah di tengah jalan,
pergi ke arah yg berbeda,
saling bertolak punggung,


Apa untuk bersenang-senang?
penghias hati?
mengisi waktu luang?
hobi?
penumbuh semangat belajar & bekerja?


Mengapa bukannya saling 'merangkul',
menyusun puzzle-puzzle rencana,
menuju terminal pemberhentian
yg terjamin
yg layak diperjuangkan?


Jika telah berpisah,
jika telah saling memalingkan muka,
Apa yakin benar ada yg mampu?
Apa memang ada yg bisa
menggantikan 'pakaian' yg sebelumnya?


Sungguh aku tak mengerti...




031109

Monday, 2 November 2009

Hati-hati Dengan Sombong

"Kadang kita selalu memakai logika pikir dalam menjalankan perintahNya. Tapi kali ini aku mencoba untuk menundukkan hati,kok Tuhan diajak berdebat? Sombong sekali karena merasa terdidik lantas merasa pantas untuk berdebat? Kujalani hal itu dengan tulus dan tunduk malu kepadaNya" [AL]


Astaghfirullah. Hamba mohon ampun ya Allah... Astaghfirullah. Baru aja lihat kalimat ini di sebuah note. Astaghfirullah... Astaghfirullah...


Yuk sama-sama mengingatkan. Kita patut hati-hati karna akal kita yg dirasa sudah hebat nyatanya tak sampai seujung 'kuku' dari ilmu Allah SWT. Hanya Dia-lah yg pantas memakai jubah sombong itu.


Semoga kita terjaga dari hal yg kecil tapi menjerumuskan ke neraka itu ya. Aamiin


Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda: ”Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya ada sebesar biji dzarah dari kesombongan.” Seorang berkata:”Ya Rasulullah, seseorang senang terhadap sandalnya yang bagus dan pakaiannya yang bagus?” Beliau bersabda : ”Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan. Kesombongan itu adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain.” (HR Muslim dari shahabat Abdullah bin Mas’ud)


Sesungguhnya syaithan apabila tidak sanggup untuk memalingkan dirimu dari menuntut ilmu niscaya akan datang dari pintu yang lain dan berusaha untuk membisik-bisikkan kepadamu: “Kamu adalah orang alim, kamu orang zuhud, kamu orang shalih, kamu orang yang rajin membaca atau kamu penuntut ilmu. Lihat kepada teman-temanmu, apa artinya mereka dihadapanmu, mereka tidak menyamaimu walaupun seujung kuku tangan atau seujung kuku kakimu”. [Sumber: note seorang ukhti]


"Telah ada sebelum kamu para ulama bagaikan gunung-gunung yang kokoh sedangkan kamu tidak lebih bagaikan kerikil. Telah ada sebelum kamu orang-orang zuhud, ahli ibadah, orang-orang sholih dan orang alim sedangkan kamu tak ubahnya hanya sehelai rambut yang ada di punggung salah seorang dari mereka. Terlebih jika kamu membaca perjalanan shahabat, orang-orang shalih dan perjalanan hidup para Nabi dan ketika kamu membaca kisah para malaikat, maka kamu akan mendapati bahwa ibadah yang kamu lakukan itu belum seberapa dibandingkan mereka. Kalau kamu membaca perjalanan hidup para ulama kamu menjumpai bahwa ilmumu tidak seberapa dibanding mereka." [note seorang ukhti]


Ampunilah kami ya Allah, kami sungguh tak pantas memakai 'jubah' itu