Alhamdulillah, akhirnya momen yang ditunggu-tunggu kami di blok unik ini tercapai juga. Duhhh. Antara senang, deg-degan, takut, tapi penasaran. Ke mana lagi kalau bukan berkunjung ke Rumah Sakit Jiwa alias RSJ!
^_________^
Ada banyak sekali orang dengan gangguan jiwa berkeliaran di mana-mana setelah masuk lewat pintu rumah sakit. Entah sedang duduk-duduk di taman, di sepanjang lorong di rumah sakit yang berhubungan langsung dengan taman/dunia luar. Dan pasti mereka yang berkeliaran di mana saja itu akan mengejar kami yang sedang lewat, atau sekedar penasaran menarik-narik tas kami ada barang apa saja di dalamnya, dan meminta kami untuk tinggal di sana bersama mereka, selamanya...... Ohhhhh tidaaaaak!!!!!!! ~>_<~
Tapi.............. alhamdulillah, itu cuma sekelebat bayangan yang menakutkan saja! ^_^i Saat sampai & masuk ke rumah sakit, kami masih belum menemukan 1 pun orang gangguan jiwa.
Wow ^_^i
Aku & teman-teman dapat bernafas lega sejenak. Sempat berpindah-pindah ruangan untuk mendapatkan sedikit kuliah pengantar dari seorang dosen kami, akhirnya sampai juga di ruangan tetap kami untuk duduk. Aku dapat bangku urutan kedua dari terakhir, untungnya jarak tempat duduk tersebut tidak terlalu jauh untuk mendengar suara dosen yang akan memberi kuliah, sampai aku berbalik badan, melihat kawan-kawanku yang duduk di belakang &
...............
......
....
..
.
..
Di bagian paling belakang sekali ada... mereka....! Duduk di kursi yang merapat ke dinding di belakangnya O_o
Ya mereka. Penghuni rumah sakit luas nan hijau ini. Yang akan menjadi naracoba = probandus di ruangan kami ini.
O.... ow......... *gluk*
Kuliah dimulai dengan hening. Kuliah pertama-tama disampaikan oleh dokter Abdullah. Tiba saatnya seorang pasien diminta untuk maju ke depan (pasien 1 lagi ke ruangan lain tempat teman-teman kami berada). Dan seorang dosen kami bernama dokter Deddy, memeragakan bagaimana caranya mewawancarai seorang pasien dengan gangguan jiwa, apa saja yang dinilai, apa saja yang ditanyakan, dsb. Probandus tersebut memperkenalkan diri, beliau bernama pak Z. Kami mencocokkan gejala dengan apa yang kami baca. Di suatu waktu Pak Z sangat menghibur bahkan membuat kami kagum. Beliau senang bernyanyi "Hey Jude", juga dengan lengkap menyebutkan atlit-atlit olahraga luar negeri (kalau saya nggak salah ^^i). Hmmmmm jangan salah, pengetahuan seorang skizofrenia (keretakan jiwa; disharmoni antara proses berpikir, afek-emosi, psikomotor, kemauan) bisa saja melebihi pengetahuan kita-kita, walaupun mereka terdapat gangguan dalam hal kognitif/pikiran, emosinya. Salut! X) Jempooooll! d(^_^)b
Sesi pertanyaan pun dimulai, dibanjiri pertanyaan orang awam seperti "bagaimana, apakah mereka dijenguk oleh keluarganya?", sampai ke yang mendetail & agak aneh tapi tetap membuat penasaran seperti "bagaimana bisa gangguan jiwa itu menular tetapi praktisi kesehatan di sini tidak tertular?" ataupun "apakah hal-hal mistis seperti kesurupan setan/jin itu benar-benar ada?"
^^i
Dan sungguh mengagumkan. Bagaimana seorang skizofrenia di pinggir-pinggir jalan, yang mandi saja nggak usah dihitung pakai jari alias (hampir?) nggak pernah mandi atau nggak bisa mengurus dirinya sendiri; yang kesehariannya sering makan sampah, rumput; itu bisa bertahan hidup? Sedangkan manusia tanpa gangguan jiwa seperti kita saja mungkin sudah diare 3 hari akibat makan makanan yang tercemar. Dan inilah jawaban bijak dari dokter Deddy:
"Itulah. Betapa Maha Adilnya Sang Pencipta. Walau secara mental mereka memang lemah, tapi mereka diberi fisik & imun yang kuat"
Subhanallah. Itulah penjagaan spesial untuk mereka yang kurang bisa menjaga diri, kurang bisa mengurus diri mereka sendiri ketika terjadi apa-apa. Dengan segala keterbatasan fungsi luhur, fungsi luhur yang membuat manusia itu punya kelebihan dibanding makhluk-makhluk Sang Pencipta lainnya, Dia mudahkan mereka bertahan hidup dengan fisik & imun yang kuat. Subhanallah~x =')
Sesi pertanyaan kali ini sangat lama dibanding yang pernah ada, dan dilalui dengan cukup tenang. Setelah itu dokter Deddy mempersilahkan kami untuk berkeliling di RSJ. Kami dapat melakukan latihan tanya jawab dengan mereka. Aku & beberapa teman bersama-sama menuju bangsal pasien-pasien wanita, di bagian dalam rumah sakit tersebut yang ternyata masih sangaaaaaaaaaaaa~t luas sekali. Taman yang ada kehijauan, berwarna-warni oleh macam-macam bunga, membuat mata sejuk melihat ke arah manapun.
Saat di bangsal wanita, kami melihat lebih banyak lagi pasien. Ada yang gaduh gelisah, ngoceh sendiri, ada juga yang tenang, duduk adem ayem. Walau kami sempat takut, berkeringat banyak, kalau-kalau diserang ataupun terjadi hal-hal yang aneh sampai jadi gosip di antara sesama kawan kita -_____-i , lama-lama kami dapat berinteraksi lebih cair dengan mereka. Ada beberapa yang diam saja saat ditanya, namun ada juga yang riang gembira menjawab pertanyaan-pertanyaan kami. Ia ingin ke Jakarta suatu hari nanti dengan pesawat, begitu kata salah 1 dari mereka di bangsal wanita. Hmmmmm, benar-benar pengalaman yang tak terlupakan =)
Beberapa hal yang aku dapat dari kunjungan ke RSJ kemarin. Manusia memang tak menginginkan sakit, apalagi jika itu berupa gangguan jiwa, yang seringnya menimbulkan malu pada keluarga =( Terkadang, pasien-pasien tersebut memang lebih memilih untuk tinggal di RSJ dibanding kembali ke rumah mereka. Di rumah, mereka malah dikucilkan, bahkan tak dianggap. Di RSJ, mereka diperlakukan dengan baik. Mereka diberi tugas-tugas seperti pergi ke pasar, menyiapkan piring & gelas untuk makan siang, menyapu taman. RSJ membuat mereka hidup lebih tenang, karena tak ada yang tidak menginginkan mereka seperti di luar sana.
Walaupun begitu, mereka juga manusia. Mereka ada bukan berarti tanpa maksud. Kulihat, mereka membuat kita terpacu agar sadar, betapa berharganya hidup ini. Menjadi seseorang seutuhnya, tanpa gangguan berpikir maupun emosi, lancar beraktivitas dengan sesama. Menolong mereka akan menjadi ladang amal untuk yang mengurusnya, yang mengobatinya, yang membantu mereka dengan sepenuh hati untuk kembali sembuh, atau setidaknya berada di kondisi yang lebih baik walaupun tidak total.
Banyak jalan menuju Roma. Banyak ladang untuk berlomba-lomba dalam hal kebaikan. Jika meluruskan niat & bersabar hanya untuk Sang Pencipta, insya Allah segalanya akan jadi ringan.
Bagi mereka, RSJ mungkin berarti rumah sejuta jiwa, rumah damai yang sebenarnya diinginkan mereka yang ingin hidup lapang. Mereka yang sering ditertawakan orang, diusir, juga tak dianggap.
Seketika itu juga, rasa takut perlahan terkikis. Aku senang pernah datang ke RSJ =)
230110; 01.45 WIB
ps: kepada dokter Abdullah, dokter Deddy, juga pak Z & para pasien yang telah terlibat,
terimakasih sudah banyak memberi pelajaran buat kami :)
gambar dari: http://www.daveluptoncarto
No comments:
Post a Comment