Saturday 28 March 2009

Tunjukkan 'CaLeg'mu!


Tenang... tenang... Aku bukannya mau promosi terhadap seorang caleg koq . Cuma tiba-tiba kepikiran aja sama kejadian akhir-akhir ini Pleno kemarin siang, yg tahu-tahu malah nyambung ke CaLeg.


Lho koq iso tho???


Mahasiswa & CaLeg??


Apa yha hubungannya?


Hmmm... Andaikan kami sebagai seorang caleg dari suatu partai, kami ga akan pernah dipilih sebagai wakil rakyat.



Alasannya?


Hmmm pernah lihat di TV kan debat-debat para caleg dari berbagai partai? Jika ada pertanyaan-pertanyaan yg ‘menyerbu’, tentu mereka pasti (dan harus!) bisa menjawab dengan lancar. Ga pernah tho kita lihat CaGub & CaWaGub heboh sendiri akibat pertanyaan yg tak diduga2 (kalaupun memang tak diduga, paling yg terlihat hanya ekspresi yg agak heran, lalu terdiam & berpikir sebentar). Tak pernah juga lihat beliau-beliau mengambil kembali catatan mereka untuk dibaca ataupun mencari-cari sesuatu di dalamnya, berharap jawaban atas pertanyaan tsb terpapar pada hasil diskusi yg telah beliau-beliau tulis.


Lalu apa hubungannya dengan kami (para peserta Pleno kelas)?


Hmmm salah satu kelemahan kami ketika menghadapi Pleno (diskusi besar di kelas terhadap suatu kasus yg berkaitan dengan blok yg sedang kami pelajari) adalah ketidaksiapan kami untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan. Mungkin jawaban memang sudah ada di dalam otak, namun tak dipungkiri kami harus melihat catatan kembali, bahkan membolak-balik beratus-ratus halaman di buku, atau malah ngeblank sama sekali.


Kalau begini terus, diskusi ini tak akan mencapai bahasan yg menarik. Ujian-ujian pun harus dihadapi dengan segudang tanda tanya, karena Pleno-pleno kemarin terasa masih ada yg belum tuntas. Hmmm bisa gawat kalau begini terus.


Terbayang kalau yg begini ini terjadi pada seorang caleg, ataupun sepasang CaPres & CaWaPres. Hmmm... mau jadi seperti apa daerah yg mereka pimpin nantinya?


Terima kasih kepada seorang dosen SpPD atas peringatannya yg membuat kami tertawa. Andai saat itu kami sadar bahwa itu bukan lelucon belaka. Karena sebetulnya kami telah menertawai kebodohan kami sendiri. Hiks.











Semoga Pleno kelas kami menjadi lebih padat makna lagi, yg akhirnya akan menyukseskan ujian-ujian kami, baik pilihan ganda, presentasi maupun uji keterampilan. Juga melancarkan terwujudnya mimpi kami sebagai orang yg kelak menyukseskan kesehatan masyarakat.


Semoga ini menjadi ajang pembelajaran, karena manusia mana yg tidak butuh belajar?


Ayo para mahasiswa, tunjukkan 'CaLeg'mu!


Aamiin...


Viva akademika!!!




280309; 14.57 WIB
Kota Mie Celor
~pleno terakhir harus sukses!~

Thursday 26 March 2009

Berkhayal Sedikit

Gya~


Lagi-lagi terpana...


Iya, aku sudah pernah dibuat terpana seperti ini. Tapi kali ini tak membuatku sebegitu terkejutnya, juga iri. Hmmm kenapa ya? Entah.


Beberapa bulan yg lalu (ehm atau sudah setahun ya?), salah 1 temanku telah resmi menjadi Mrs. Xxx (sensor hihi
). Tahu maksudku khan?


Hmmm... lagi-lagi ada peristiwa baru yg membuat seisi kelas patut bergembira, karena lagi-lagi salah seorang temanku telah menjejakkan satu langkah untuk kehidupan baru, alias being ENGAGED!


Whowww!!!


Mungkin ada beberapa yg juga berharap-harap cemas, kapan ya aku bisa menyusul mereka. Hix, ngiler. Hix, iri gile!


Di saat yg bersamaan, beberapa yg lain memang ikut bersorak, namun ternyata ada pikiran lain juga yg bersamaan mengganjal, duh gaswat beudh! Tugas praktikum masih belum rampung! Iya sih tinggal kesimpulan, tapi khan belum dicek lagi bener apa salah & bla... bla... bla (salut sama orang2 yg konsentrasinya begitu luarrrrr biasaaaaaaaa pada dunia perkuliahan seperti ini ).


Hmmm ga kerasa. Semakin lama kami makin dewasa. Semakin teguh dalam pandangannya masing-masing. Semakin membentuk jati diri, siapa sebenarnya kita. Semakin matang. Kuliah sukses, pekerjaan didapat dengan mudah. Prestasi kerja gemilang.


Lambat laun bertemu dengan jodohnya masing-masing (aamiin). Melaksanakan pernikahan. Menimang buah hati. Satu, dua, tiga, terus bertambah. Seiring waktu tak terasa akhirnya sudah ada cucu di pangkuan. Menikmati jerih payah hidup yg dipenuhi kerja keras selama masa muda yg produktif. Duduk-duduk di kursi malas.



Wah... simpelnya.


Andai aja bisa begini, hehehe. Pasti semua orang ga ragu ya untuk menyegerakan pernikahan.



But, life is not a simple thing *jadi inget sebuah posting tentang hidup manusia untuk apa*


Hmmm yak cukup, kembali dari melantur .
Intinya, selamat untuk mereka yg diwarnai kebahagiaan. Semoga kebahagiaan itu segera berlanjut ke dalam bingkai pernikahan. Keluarga yg sakinah, mawaddah wa rahmah, semoga menjadi target yg dapat kalian capai.

Aamiin...



250309; 02.05 WIB
~kota Mie Celor~

Alhamdulillah =)

Alhamdulillah, terima kasih ya Allah.
Aku tak berdaya tanpa Engkau menemaniku.


Engkau kirimkan orang2 yg baik ke dalam hidupku,
Engkau ingatkan diriku akan salah2 yg sengaja maupun yg tak disengaja,
juga Engkau bangkitkan semangatku untuk terus mengisi hidup ini dengan ibadah, melalui mereka,

Engkau pula yg Maha mengetahui apa yg kubutuhkan, sehingga Engkau tak kabulkan permintaan2ku yg kukira adalah yg terbaik untuk diriku...


Alhamdulillah,
Ya Allah,
jagalah selalu diriku dari perbuatan2 keji,
dan jagalah mereka2, yg telah mewarnai hidupku dengan indah, agar setia di dalam jalan-Mu yg Maha Benar,
serta pertemukanlah hamba dengan mereka di Firdaus-Mu kelak...


Aamiin...


230309; 19.08 WIB
~kota Mie Celor~
utk kawan2 di dunia nyata maupun di dunia maya, trims

Bahaya Lisan

Be responsive, not reactive

Jangan remehkan hal yg akan kau ungkapkan melalui lisanmu, karena 1 kata yg bagi dirimu tak berarti apa-apa mungkin akan jadi panah yg melesat cepat & menusuk hati orang lain, bahkan sahabatmu .



Sekali lagi, be responsive, not reactive

Happy reading...



=============================================================

Bahaya Lisan


Lisan merupakan bagian tubuh yang paling banyak digunakan dalam keseharian kita. Oleh karena itu, sangat penting untuk menjaga lisan kita. Apakah banyak kebaikannya dengan menyampaikan yang haq ataupun malah terjerumus ke dalam dosa dan maksiat.



Pada berbagai pertemuan, seringkali kita mendapati pembicaraan berupa gunjingan (ghibah), mengadu domba (namimah) atau maksiat lainnya. Padahal, Alloh Subhanahu wa Ta’ala melarang hal tersebut. Alloh menggambarkan ghibah dengan suatu yang amat kotor dan menjijikkan. Alloh berfirman yang artinya, “Dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Apakah salah seorang di antara kamu suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik dengannya.” (Al-Hujurat: 12)



Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam telah menerangkan makna ghibah (menggunjing) ini. Beliau bersabda, “Tahukah kalian apakah ghibah itu?” Mereka menjawab, “Alloh dan Rosul-Nya yang lebih mengetahui” Beliau bersabda, “Engkau mengabarkan tentang saudaramu dengan sesuatu yang dibencinya.” Beliau ditanya, “Bagaimana jika yang aku katakan itu memang terdapat pada saudaraku?” Beliau menjawab, “Jika apa yang kamu katakan terdapat pada saudaramu, maka engkau telah menggunjingnya (melakukan ghibah) dan jika ia tidak terdapat padanya maka engkau telah berdusta atasnya.” (HR. Muslim)



Jadi, ghibah adalah menyebutkan sesuatu yang terdapat pada diri seorang muslim, baik tentang agama, kekayaan, akhlak, atau bentuk lahiriyahnya, sedang ia tidak suka jika hal itu disebutkan, dengan membeberkan aib, menirukan tingkah laku atau gerak tertentu dari orang yang dipergunjingkan dengan maksud mengolok-ngolok. Banyak orang meremehkan masalah ghibah, padahal dalam pandangan Alloh ia adalah sesuatu yang keji dan kotor. Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Riba itu ada tujuh puluh dua pintu, yang paling ringan daripadanya sama dengan seorang laki-laki yang menyetubuhi ibunya (sendiri), dan riba yang paling berat adalah pergunjingan seorang laki-laki atas kehormatan saudaranya.” (As-Silsilah As-Shahihah, 1871)



Wajib bagi orang yang hadir dalam majelis yang sedang menggunjing orang lain, untuk mencegah kemunkaran dan membela saudaranya yang dipergunjingkan. Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam sangat menganjurkan hal itu, sebagaimana dalam sabdanya, “Barangsiapa membela (ghibah atas) kehormatan saudaranya, niscaya pada hari kiamat Alloh akan menghindarkan api Neraka dari wajahnya.” (HR. Ahmad)



Demikian pula halnya dalam mengadu domba (namimah). Mengadukan ucapan seseorang kepada orang lain dengan tujuan merusak hubungan di antara keduanya adalah salah satu faktor yang menyebabkan terputusnya ikatan, serta menyulut api kebencian dan permusuhan antar manusia. Alloh mencela pelaku perbuatan tersebut dalam firmanNya, “Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina, yang banyak mencela, yang kesana kemari menghambur fitnah.” (Al-Qalam: 10-11). Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak akan masuk surga al-qattat (tukang adu domba).” (HR. Bukhari). Ibnu Atsir menjelaskan, “Al-Qattat adalah orang yang menguping (mencuri dengar pembicaraan), tanpa sepengetahuan mereka, lalu ia membawa pembicaraan tersebut kepada orang lain dengan tujuan mengadu domba.” (An-Nihayah 4/11)



Oleh karena itu ada beberapa hal penting perlu kita perhatikan dalam menjaga lisan. Pertama, hendaknya pembicaraan kita selalu diarahkan ke dalam kebaikan. Alloh Subhaanahu wa Ta’ala berfirman, “Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisik-bisikan mereka, kecuali bisik-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah atau berbuat ma’ruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia.” (An-Nisa: 114)



Kedua, tidak membicarakan sesuatu yang tidak berguna bagi diri kita maupun orang lain yang akan mendengarkan. Rosululloh shollallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Termasuk kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan sesuatu yang tidak berguna.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)



Ketiga, tidak membicarakan semua yang kita dengar. Abu Huroiroh rodhiyallohu ‘anhu berkata, Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Cukuplah menjadi suatu dosa bagi seseorang yaitu apabila ia membicarakan semua apa yang telah ia dengar.” (HR. Muslim)



Keempat, menghindari perdebatan dan saling membantah, sekali-pun kita berada di pihak yang benar dan menjauhi perkataan dusta sekalipun bercanda. Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Aku adalah penjamin sebuah istana di taman surga bagi siapa saja yang menghindari pertikaian (perdebatan) sekalipun ia benar; dan (penjamin) istana di tengah-tengah surga bagi siapa saja yang meninggalkan dusta sekalipun bercanda.” (HR. Abu Daud dan dihasankan oleh Al-Albani)



Kelima, Tenang dalam berbicara dan tidak tergesa-gesa. Aisyah rodhiallohu ‘anha berkata, “Sesungguhnya Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam apabila membicarakan suatu hal, dan ada orang yang mau menghitungnya, niscaya ia dapat menghitungnya” (HR. Bukhari-Muslim). Semoga Alloh Subhanahu wa Ta’ala senantiasa menjaga diri kita, sehingga diri kita senantiasa berada dalam kebaikan. Wallohu’alam.



***



Penulis: Abu Ibrahim R. Indra Pratomo P.
Artikel www.muslim.or.id

Vegetarian Dalam Islam

Hmmm mo menyelamatkan bumi dari global warming? Atau menguruskan badan dengan diet yg kurang dari biasanya? Hmmm bisa-bisa aja koq.

Tapi kalau mau jadi veggie?
Baca dulu ini

===========================
Vegetarian Dalam Islam


Penyusun: Ummu Ziyad

Muroja’ah: Ustadz Aris Munandar


Mengurangi lemak dengan tidak memakan daging hewan mungkin memang dibutuhkan untuk beberapa orang yang terkena penyakit kolesterol tinggi. Tapi bagaimana dengan orang-orang yang benar-benar mengaku sebagai vegetarian sehingga mereka menghilangkan menu daging hewan secara total dari pola makan mereka? Mereka berdalih karena rasa kasihan terhadap para hewan, tidak tega dengan perlakuan para penyembelih hewan dan yang semacamnya. Yang lebih parah lagi, pada akhirnya mereka menolak berbagai bahan makanan yang berasal dari hewan, baik itu susu, telur, keju dan yang semacamnya. Sebabnya? Karena untuk pemerahan susu dikatakan hewan diperlakukan semena-mena, telur itu adalah cikal bakal anak hewan yang patut untuk hidup, atau kalimat-kalimat semacamnya. Dengan usaha keras mereka mempertahankan status vegetarian dengan menonton film yang memang dibuat untuk memperkuat ‘keimanan’ mereka akan apa yang mereka lakukan. Mudah-mudahan ukhti muslimah tidak ada yang ingin ikut-ikutan dengan apa yang mereka lakukan. Mengapa? Coba simak penjelasannya secara syari’at.


Dalam sebuah kaedah fikih, semua yang merupakan masalah adat, seperti makan, minum, pakaian, maka semuanya adalah boleh sampai ada dalil yang mengharamkannya. Berbeda dengan masalah ibadah yang pada dasarnya semua ibadah adalah haram sampai ada dalil yang memerintahkannya. Oleh karena itulah kita tidak bisa sembarangan dalam melakukan ibadah, karena kita harus mengetahui bahwa hal tersebut benar diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya.


Kembali ke masalah makanan, seperti dikatakan tadi, pada dasarnya, memakan suatu makanan seluruhnya adalah halal sampai ada dalil syar’i yang menjelaskan bahwa makanan itu haram. Misalnya, kita diharamkan untuk memakan tikus, kodok, binatang yang bertaring atau binatang yang bercakar yang cakarnya itu digunakan untuk memangsa.


Lalu, bagaimana dengan ayam, sapi, kambing dan yang lainnya yang tidak ada dalil yang menjelaskan bahwa itu adalah haram. Tentu saja jawabannya itu adalah boleh untuk dimakan. Dan tidaklah mereka diciptakan itu melainkan sebagai nikmat dari Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk hamba-Nya yang membutuhkan energi dalam melakukan aktifitas untuk ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.


وَكُلُوا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللَّهُ حَلالا طَيِّبًا وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي أَنْتُمْ بِهِ


“Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertaqwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya.” (QS. Al Maidah [5]: 88)


Jika hewan yang disembelih saja boleh untuk dimakan, maka terlebih lagi susu atau telur yang dihasilkan oleh hewan tersebut. Bahkan susu juga termasuk tanda-tanda kekuasaan Allah, sebagaimana dalam firman-Nya,


وَإِنَّ لَكُمْ فِي الأنْعَامِ لَعِبْرَةً نُسْقِيكُمْ مِمَّا فِي بُطُونِهِ مِنْ بَيْنِ فَرْثٍ وَدَمٍ لَبَنًا خَالِصًا
سَائِغًا لِلشَّارِبِينَ “


Dan sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu. Kami memberimu minum dari pada apa yang berada dalam perutnya (berupa) susu yang bersih antara tahi dan darah, yang mudah ditelan bagi orang-orang yang meminumnya.” (QS. An Nahl [16]: 66)


Sebab Lain Terlarangnya Menjadi Seorang Vegetarian


Walau telah jelas dalil-dalil tentang tidak haramnya binatang ternak, ada baiknya kita juga mengetahui alasan lain mengapa menjadi seorang vegetarian juga termasuk hal besar yang terlarang dalam agama.

1. Dapat dihukumi keluar dari Islam (kafir)
Hal ini dikarenakan seorang vegetarian telah mengharamkan sesuatu yang telah dihalalkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dengan demikian, seorang vegetarian telah membuat hukum baru yang bertentangan dengan syari’at. Allah Ta’ala berfirman,


قُلْ هَلُمَّ شُهَدَاءَكُمُ الَّذِينَ يَشْهَدُونَ أَنَّ اللَّهَ حَرَّمَ هَذَا فَإِنْ شَهِدُوا فَلا تَشْهَدْ مَعَهُمْ وَلا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا وَالَّذِينَ لا يُؤْمِنُونَ بِالآخِرَةِ وَهُمْ بِرَبِّهِمْ يَعْدِلُونَ


Katakanlah: “Bawalah ke mari saksi-saksi kamu yang dapat mempersaksikan bahwasanya Allah telah mengharamkan (makanan yang kamu) haramkan ini.” Jika mereka mempersaksikan, maka janganlah kamu ikut (pula) menjadi saksi bersama mereka; dan janganlah kamu mengikuti hawa hafsu orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, dan orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, sedang mereka mempersekutukan Rabb mereka. (QS. Al-An’am 6:150)


Syaikh Abdurrahman As Sa’di menjelaskan tafsir ayat ini, bahwa ada dua kemungkinan ketika seseorang diminta untuk mendatangkan dalil/alasan ketika mereka mengharamkan apa yang Allah halalkan.


Kemungkinan pertama adalah mereka tidak dapat mendatangkan dalil. Hal ini menunjukkan batilnya apa yang mereka serukan.


Kemungkinan kedua bahwa mereka mendatangkan alasan yang merupakan kedustaan. Tentu saja persaksian mereka ini tidak diterima. Dan ini bukanlah termasuk perkara dimana sah seorang yang adil untuk bersaksi dengannya. Oleh karena itulah Allah memerintahkan kita untuk tidak mengikuti persaksian mereka. (Taisirul Karimirrohman)


2. Membuat perkara baru (bid’ah) dalam agama
Hal ini terutama jika pengkhususan memakan makanan hanya dari yang berupa sayuran tersebut disandarkan kepada agama. Atau dengan kata lain menjadikannya sebagai sebuah ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.


3. Menyerupai Orang Kafir
Tahukah ukhti muslimah, bahwa banyak sekali hadits dari Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam yang memerintahkan kita untuk menyelisihi orang kafir? Sampai-sampai ada seorang Yahudi yang mengatakan,


“Apa yang diinginkan laki-laki ini? Tidak ada satupun urusan kita kecuali ia pasti menyelisihi kita di dalamnya.” (HR. Muslim)


Ukhti muslimah juga tentu telah mengetahui, bahwa para biksu Budha adalah orang yang sangat teguh untuk tidak memakan daging. Mereka hanya mau makan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Maka yang benar, seharusnya sebagai muslimah kita tidak ikut-ikutan menjadi seorang vegetarian, bahkan berusaha menyelisihi para biksu (orang-orang kafir) tersebut.


4. Mengingkari nikmat Allah
Daging, susu, telur atau hasil makanan lain yang didapatkan merupakan kenikmatan yang Allah berikan pada hamba-Nya.


وَكُلُوا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللَّهُ حَلالا طَيِّبًا وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي أَنْتُمْ بِهِ


“Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertaqwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya.” (QS. Al Maidah [5]: 88)


5. Mengingkari hukum yang Allah tetapkan
Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memberitahukan cara untuk dapat memakan daging dari binatang ternak dengan cara menyembelihnya. Dan tidaklah apa yang Allah perintahkan melainkan sebuah kebaikan. Maka adalah suatu kesalahan ketika seorang vegetarian tidak memakan daging karena rasa kasihan melihat binatang ternak ketika disembelih menggelepar-gelepar, mengejang dan meregangkan otot, bahkan menyatakan itu tidak berperikemanusiaan (atau tidak berperikebinatangan?). Sekali lagi perlu kita ingatkan, bahwa tidaklah apa yang Allah perintahkan dan tentukan merupakan kebaikan walaupun mungkin kita belum mengetahui hikmahnya.


Alhamdulillah, tentang menyembelih hewan terdapat terdapat hasil penelitian yang dilakukan oleh Prof. Schultz & Dr. Hazim yang keduanya adalah Animal Scientists dari Hanover University – Jerman, yang menunjukkan bahwa hewan yang disembelih tidak merasakan rasa sakit. Hal ini dikarenakan pisau tajam yang mengiris leher ‘tidaklah menyentuh’ saraf rasa sakit. Sehingga reaksi menggelepar, meregang otot dan lainnya hanyalah ekspresi ‘keterkejutan otot dan saraf’ saja (saat darah mengalir keluar dengan deras). Dan bukan ekspresi rasa sakit! (Nanung Danar Dono, S.Pt., M.P).


Berbeda dengan apa yang orang-orang kafir lakukan dimana mereka mematikan hewan dengan cara dipukul terlebih dahulu dengan alat pemingsan (Captive Bolt Pistols) baru kemudian disembelih. Alasan mereka adalah agar hewan tersebut tidak kesakitan ketika disembelih dan daging tetap bagus karena hewan jatuh dengan pelan. Apalah artinya logika manusia dibandingkan dengan Allah yang Maha Mengetahui. Ternyata dari hasil penelitian tersebut, hewan yang dimatikan dengan cara tersebut segera merasakan rasa sakit setelah dipingsankan bahkan hasil dagingnya tidak sehat untuk konsumen.


Demikianlah syari’at menjelaskan tentang makanan yang berasal dari binatang ternak. Janganlah tertipu dengan akal kita yang menilai sesuatu hanya berdasarkan penglihatan lahir dan perasaan semata. Sudah kehilangan kenikmatan dunia berupa makanan lezat, merugi pula di akhirat karena berbuat dosa. Na’udzu billah min dzalik.


Maraji’: Jilbab Wanita Muslimah, Syaikh Nashiruddin Al Albani. Taisirul Karimirahman, Syaikh Abdurrahman As Sa’di. Fadhilah IPTEK - Islam: Trying to be The Real Moslem, Nanung Danar Dono, S.Pt, M.P

***

Artikel www.muslimah.or.id

Wednesday 18 March 2009

Diam Sejenak Dengan Diam

Hmmm...
Sekali lagi, aku takut, sekaligus takjub dengan diam. Beberapa kejadian membuatku aware dengan yg namanya diam. Orang yg banyak diam sering dianggap cool, kalem, misterius, hebat, jenius (kaya di anime-anime atau film-film kartun), Maha segalanya (yg Maha kan cuma Allah ), wah banyak!


Di keramaian teman-teman di sekitar kita, setidaknya ada 1 orang yg lebih banyak mengistirahatkan mulutnya daripada membanjiri napasnya dengan macam-macam kata, entah kata-kata tersebut berasal dari surga, ataupun dari kebun binatang terdekat di kota Anda . Yah lagipula kadang nggak tahu juga harus bicara apa alias ga nyambung
.


Namun jangan salah. Orang seperti ini banyak dijadikan tempat bagi mereka yg butuh pelega hati. Orang-orang seperti mereka memang tak banyak omong, tapi bijaknya selangit. Wajar sih. Kata orang (lagi) kebanyakan dari mereka melihat dengan hati (cie cie!!! Awas jangan GR).



Diam memang banyak. Beberapa di antaranya nyangkut di kepalaku, setelah beberapa hal di sekitar maupun di dunia ini terjadi.


Diam yg membodohi?
Diamnya seperti mbah dukun atau mereka yg percaya dengan hal-hal gaib/mistis. Dikira sedang dapat ilham entah dari mana asalnya, ternyata si pelaku sedang memikirkan enaknya-ngerjain-ini-orang-pakai-rencana-kibul-1-atau-kibul-2-ya. Oh malangnya yg menjadi korban.


Diam yg merugikan?
Ehhmmm contohnya diam karena tak berani memilih apa-apa dalam Pilkada, Pemilu, PilGub & WaGub, dkk dsb. Satu suara saja dapat menentukan siapa pemenangnya. Kalau banyak yg abstain, wah sayang banget donk hak pilihnya disia-siakan
.


Diam yg menguntungkan?
Seperti mereka yg tengah dilanda berbagai macam masalah berat, lalu memutuskan untuk diam sejenak. Bernapas dalam-dalam. Menghembuskan napas perlahan, lalu hirup udara lagi, hembuskan lagi. Lalu bismillah, berpikir jernih. Dengan pikiran & hati yg cling cling, bukannya pakai emosi yg membuat kita membenarkan yg salah & menyalahkan yg benar. Ooowww ckckck... Sebuah kesalahan fatal. BIG mistake. No no no


Diam yg mengerikan?
Seperti orang-orang yg tiba-tiba tutup mulut, tanpa sebab, tanpa berkata sepatah pun. Kata mereka sih yg didiamkan itu habis berlaku yg tak baik (tak sesuai dengan yg mereka inginkan?), sehingga berpura-pura tak mendengar dianggap sebagai pilihan yg lebih baik daripada meladeni orang yg telah membuat hati mereka sakit (beneran nih sakit?).


Yg didiamkan mungkin akan mengalami salah 1 dari 2 hal:
  1. Jadi bingung. Mikir "nopo tho?" atau "aya naon?". Terkadang mereka yg didiamkan menganggapnya sebagai angin lalu, sebagian lagi terlanjur larut dengan pikiran aduh-hari-ini-aku-salah-apa-lagi-ya, saking banyaknya berbuat salah orang tsb tak diingatkan. Yg merasa dizhalimi? Tersenyum-senyum melihat mereka yg didiamkan kalang kabut (memangnya menunggu masakan matang? ).
  2. Nggak nyadar sama sekali. Entah memang lugu ataupun (berusaha sekeras mungkin) berpikiran optimistik ah-ya-ampun-suaraku-terlalu-kecil-jadi-mereka-nggak-mendengar, atau juga ups-rupanya-hari-ini-aku-kurang-menarik-perhatian. Ya sudah. Bersuara lebih keras lagi lah orang ini. Huhu...

Hmmm...
Enaknya jadi orang yg pertama atau yg kedua ya?


Tapi, dengan melihat jenis-jenis diam di atas, setidaknya berhati-hatilah dengan diammu. Sudahkah diammu di tempat & waktu yg benar? Atau justru malah memperburuk keadaan?



180309; 10.40 WIB

~kota Mie Celor~
Siap-siap datang diskusi kelompok

Isi Bekal Dari Sekarang

Hmmm... aku baru dapet 1 hal dari ceramah di masjid dekat rumah nih. Sebenernya nggak dapet langsung sih, tapi akas (kakek) yg datang ke sana. Aku? DRS alias di rumah saja.


Beliau habis datang ke masjid dalam rangka Maulid Nabi Muhammad SAW. Sepulangnya 1,5 jam yg lalu, beliau mengatakan 1 inti yg dapat diambil dari ceramah tersebut:


"Kita boleh cinta terhadap apapun. Cinta terhadap harta, cinta sama cucu, cinta dengan pangkat/pekerjaan yg baik, apapun boleh. Asalkan jangan melebihi cinta kita kepada Nabi Muhammad SAW & Allah SWT"


Belum sempat kubertanya bagaimana caranya, beliau sudah meneruskan kembali,


"Gimana caranya? Adalah dengan taqwa & akhlak yg mulia. Apa yg kita lakukan? Yaitu shalat 5 waktu & berakhlaqlah yg baik"


Di tengah-tengah Cinta Fitri yg sedang berada dalam konflik panas, tak selesai-selesai (karena menyelesaikan masalah malah pakai emosi, bukannya mikir pakai otak yg jernih & hati yg bersih ), bersama ombai (nenek) kudengarkan akas kembali berkata,


"Ketika di akhirat ada timbangan amal baik & amal buruk, maka taqwa & akhlak mulia lah yg memberatkan amal baiknya. Taqwa tapi tak berakhlaq, no. Akhlaq tapi tak bertaqwa, no"


Alhamdulillah, dapat info seperti ini. Lumayan kan sebagai pengingat kita untuk perbekalan menuju surga-Nya?
Semoga bermanfaat.
Aamiin.

Friday 13 March 2009

Maulid = Introspeksi?

Subhanallah...


Sudah Maulid Nabi SAW lagi...


Terimakasih ya Rasulullah. Engkau membuat jalan kami terang benderang, terbebas dari masa jahiliyah yg sangat tak mengenakkan itu. Rinduku ingin bertemu dengan Engkau di surga nanti, aamiin.


Hari ini sedikit kuisi dengan berdiskusi bareng dengan teman-teman senasib. Tentang saluran 'pembuangan limbah cair' di tubuh kita tersayang. Dan kudapat 1 info penting:


Jangan berani-berani & nekat apalagi menguji nyali untuk menahan air seni alias urine alias (maaf ya) air pipis atau kencing kita.

Why?

Karena jika sering melakukannya, batu ginjal akan lebih mudah terbentuk. Sewaktu-waktu jika kantung kemih (tempat penampungan urine di dalam tubuh kita) sudah amat sangat penuh sekali, bisa menyebabkan rasa sakit yg amat sangat di bagian perut kita. Jika keadaannya sudah parah, dapat menyebabkan kematian!

So, jika sudah merasa ada 'panggilan alam', jangan ragu, segeralah ke toilet. Lagipula sampah yg mestinya dibuang secepatnya kenapa harus disimpan lebih lama lagi, ya kan?

Mari hidup sehat kawan.



Lanjut.

Makan siang di tempat terdekat tambah menyenangkan karena televisinya menayangkan film Children of Heaven.


Hmmmm...... film tahun kapan ya?


Yg membuatku terharu, orang-orang di film ini tampak sibuk dengan pikiran bagaimana hidup rukun dengan sesama & berusaha mencari nafkah untuk kebutuhan sehari-hari, diselingi dengan bibir-bibir yg senantiasa menadakan keagungan-Nya, hadir ke acara di masjid, berbagi hidangan ke tetangga.
Udah jarang lihat yg kaya begini.


Tampak seorang anak lelaki bernama Ali yg berusaha keras agar kesalahannya menghilangkan sepatu Zahra, adiknya, tak diketahui sang ayah. Maklum saja, keadaan ekonomi yg sulit membuat mereka sekeluarga harus berhemat. Alhasil, mereka yg masih cilik ini harus rela bergantian memakai sepatu untuk pergi ke sekolah (hix jadi kangen sekolah ). Allaahu akbar! Kuat ya, mereka melalui proses yg berat banget untuk seumur mereka (malah mungkin bagi mereka masih ringan).


Zaman sekarang? Orang ke mana-mana sudah nge-fesbuk, nge-MP, nge-pensi. Kita merasa hari-hari ini sangat menyenangkan, padahal mereka yg tak kita ketahui mengalami hal-hal yg berat banget untuk dijalani dalam hidup ini, sampai-sampai mengambil jalan buruk sebagai penyelesaian. Bunuh diri, bacok kawan, bunuh keluarga...


... heuh...


Hmmm.......... beda banget ya?


Bisakah kita jadi seperti Anak-anak Surga itu?


Atau,
masih adakah di antara kita yg seperti mereka?



100309; 00.12 WIB
~Kota Mie Celor~

Pemompa Semangat di Akhir Minggu

Alhamdulillah, akhir minggu kemarin anak-anak fakultasku berhasil diberi 'izin' untuk menghirup udara kebebasan dari pengapnya belajar yg materinya membanjiri otak kami, hehe. Pensi Sabtu kemarin bisa dikatakan sukses, karena acara-acaranya bener-bener oke banget.


Tadinya aku sempat mikir-mikir (1000x kah??), "Dateng ga ya ke pensi? Duh males banget deh ". Soalnya yg terlanjur ada di dalam otakku, pensi itu cuma hura-hura, habis-habisin duit, mengundang artis-artis yg cuma bikin jingkrak-jingkrak nggak karuan, dll yg heuh... membuatku merasa lebih baik manfaatkan waktu untuk melahap kuliah yg tersisa daripada cengok gara-gara ga ikut jingkrak-jingkrak.



Tapi ternyata... isinya ya acara dari kami-kami ini. Para pengisi acara ya masing-masing angkatan, mulai dari anak 2005 yg pagi-paginya ternyata kuliah dulu dengan seorang profesor (huhu mungkin kami akan begini juga nantinya, kuliah pagi, siang isi acara kesenian ), sampai yg masih fresh from di oven (baru masuk ke dunia perkampusan maksudnya ) alias 2008. Mulai dari drama, band, juga PomPom BOYS (??) , hmmm... jadi nyadar kalo anak FK nggak cuma kutu buku & belajar terus, tapi juga bisa berkreasi & menghibur dirinya sendiri yg sedang suntuk.


Hmmm pentas seni & kreativitas ini bukan hanya acara-acara melulu, tapi juga diadakan donor darah. Juga ada stand-stand dari masing-masing kelas, bazaar, jual makanan, minuman. Kebetulan stand kami menjual yg namanya Nasi Lemak. Konon katanya nasi tsb berasal dari Malaysia. Yg buat itu anak-anak Malaysia. Alhasil karena tak ada makan siang lain, aku coba deh, nasi buatan tema-temanku itu. Rasanya? Nyum!!! Mau lagi deh, hehehe, subhanallah memang lemak (enak) nian. Harus coba!


Stand-stand lain juga tak mau kalah. Ada yg bertema Jepang (seperti festival musim panas gitu) dilengkapi pohon-pohonan Sakura, tulisan-tulisan Jepang super gede yg aku sendiri ga ngerti apa artinya (huruf Kanji bow!), sayang kurang lengkap dengan orang Jepang aslinya (?) ,


Yg bertema mistik, whoa... niat banget! Ada KunKun modis (secara rambutnya kriwil & coklat!) & drakulanya (inget film Twilight ). Cool banget! Stand mereka bertema seram ini bener-bener hitam. Kain hitam, dilengkapi kuburan boongan. Nama-nama makanannya juga bervariasi. Ada jus ponari Sweat (sirsak+mangga+jeruk+apa lagi gitu aku lupa. Sayang kurang banyak isinya ), hmmm apa lagi ya?? Oh... ga ketinggalan pocong boongan yg jalan-jalan ke sana kemari dengan kertas karton bertuliskan harga-harga pulsa elektrik. Namanya Bloody Cell.


Ada juga yg bertema seperti pantai Hawaii (karena di kainnya ada tulisan begitu ),


Bertema simpel-simpel aja,


Bertema tie-dye (kelasku),


Hmmm tak terlalu kusimpan dalam otak.


Yg penting akhir minggu kemarin hampir seluruhnya dari kami dapat refreshing, karena pertunjukan dari masing-masing angkatan bener-bener oke punya. Drama beneran, band, sampai drama tanpa dialog (pantomim?) yg sarat makna menyegarkan kami yg datang di acara Sabtu pagi itu.


Semoga bakal ada acara seperti ini lagi. Hmmm, walau menurutku (dan beberapa temanku) lebih bagus & mesti banget membuat acara yg menonjolkan baksos, donor darah, atau kegiatan bersifat sosial lainnya, agar yg senang tak hanya kami-kami yg kuliah, tapi juga mereka-mereka yg hidupnya mungkin lebih tak enak dari kita-kita.


Mari kembali ke rutinitas.
Viva akademika!




090309; 22.56 WIB
kota Mie Celor *slurps!*