Friday 12 December 2008

Ketika Melihat Dikau...

Jangan salahkan aku
Jika aku diam membiarkan tangismu sendiri

Jangan sangka aku jahat
Kalau kamu pikir aku tak perhatian dengan dukamu

Jangan buat aku serba salah
Ketika tepukanku kau sangka sebagai sindiran

Aku hanya bingung
Airmatamu harus kuapakan, kawan?


~kepada kawan2 yg mendapat duka setelah ujian, SEMANGATTT!!!~
16.53 WIB
Kota sungai Musi

Hari Ini...

Hari ini, hari yang paling aneh sejak umurku baru berkurang beberapa hari yang lalu.

Pertama, tak ada libur panjang, bagooooeeessss banget. Hi5 Emoticon


Jadi ingat sms/testi teman waktu dulu-dulu (pas semester 1 atau 2 ya?). Katanya sih anak FK paling kasihan dibanding fakultas lain, gara-gara liburnya pelit, tapi aku ga percaya. Yang bener aja, apa ada dosen/karyawan yang rela liburnya dipotong, tak sama seperti sebagian besar para pekerja di Indonesia ini?

Dan tanpa basa-basi, tanpa permisi, di papan tulis di ruang karantina kami, tertera rentetan tulisan sang ketua kelas:

Tanggal 15 Desember, masuk blok 10 (hmmm... oke. Welcome to the 10th block).
Tanggal 25-29 Desember, libur (hmmm wooottt???)
Tanggal 30-31 Desember, masuk (wakkkksssss, apa maksudnya ini???)
Tanggal 1-2 Januari, libur lagi (glek!)
Tanggal 5-... masuk lagi (...)

Terbukti sudah. Hi5 Emoticon

Thanks for remind me friend, how are you now? Your number is gone.

Kedua, Osce hari ini, tak terkatakan.

Meja pertama
Sudah duduk sang dosen sebagai penguji. Tadinya yang ada di bangku tersebut adalah seorang dosen bapak-bapak, namun ternyata saat aku yang diuji, dosen tersebut minta digantikan oleh seorang dosen ibu-ibu yang selama ini dikenal baik oleh kami para mahasiswa. Mungkin karena sebentar lagi adalah shalat Jum’at. Alhamdulillah, Hi5 Emoticon
setidaknya aku telah mengenal ibu dosen yang ada di hadapanku sekarang.

Setelah berbusa-busa (lebay mode: on) berbicara mengejar waktu agar sempat menjawab semua yang diminta,

“Kamu anggap saya pasien”

Whoa? Hi5 Emoticon


“... bukan langsung dijawab ya bu?” tanyaku takut-takut. Ibu dosen menggeleng.

Ah...

Buyar...

Aku salah, saudara-saudara. Hi5 Emoticon


Masya Allah... maaf bu Hi5 Emoticon


Ibu dosen tersebut baik banget sudah mengingatkan diriku yang tak sadar kalau aku ini salah (terima kasih banyak ibu X’O), kalau tidak? Entah apa jadinya. Namun aku tetap tak tahu apa yang terjadi dengan nilaiku di kertas penilaiannya, karena baru mulai ujian saja aku sudah salah pengertian duluan. Hix... =’(

Setelah itu apa yang kukatakan tadi sudah tak ingat lagi. Hi5 Emoticon


Meja dua, tiga, empat, lima?
Semua diburu waktu. Baru sadar menulis setengah bagian, ternyata bel ‘pengusir’ telah berbunyi. Hi5 Emoticon

Aaahhh...
Goodbye then... Hi5 Emoticon


Ketiga, ada duka di setiap akhir ujian.

Hmmm...
Aku tidak.
Lho? Hi5 Emoticon

Apa ada yang aneh dengan diriku?
Tak ada duka yang singgah padahal aku tahu ujianku tak cukup berhasil (walau tak ingin dikatakan gagal), namun senangpun juga tak mampir, karena apa yang patut digembirakan daripada yang namanya ujian yang begitu?

What happened with me? Hi5 Emoticon




~tak senang tak sedih~
16.07 WIB
Kota sungai Musi

Pertanyaan Hari Ini

Sering kita berpikir, alangkah bahagianya orang yg mendapat nilai bagus. Seneng betul kalau bisa melalui segala ujian dengan lancar, anamnesis kepada pasien dengan perfect & excellent, ujian pilihan ganda benar semuanya dari 100 soal yang dikerjakan, presentasi yang menarik hati para dosen, tata krama berbicara yang lugas, tepat lagi sopan. Kesempurnaan itu menjadi mimpi di setiap orang yang ingin sukses di hidupnya. Hi5 Emoticon


Namun ada kalanya mimpi itu sangaaaattttt jauh, Hi5 Emoticon
padahal keringat sudah diperas hingga banjir, tulang sudah dibanting hingga hancur, otot sudah hampir copot dari tempat melekatnya (haha lebay mode: on nih). Hi5 Emoticon
Tahu-tahu hasilnya tak lebih dari standar yang kita inginkan. Hi5 Emoticon


Sebenarnya apa sih yang kita dapat dari kepayahan yang tak menghasilkan apa-apa itu? Hi5 Emoticon
~gimana nasib Osceku? ='(~
121208; 14.32 WIB
kota sungai Musi

Thursday 11 December 2008

Selepas SOCA (akhirnya X'D)

Alhamdulillah, SOCA kali ini dapat menarik senyum di bibir banyak teman di kelasku, Hi5 Emoticon
walau ada beberapa yang masih tak semangat.


Ada yang terlupa memasukkan bahan penting ke flip chart (kertas panjang untuk presentasi), ada yang lesu karena mendapat dosen perfectionist yang sekalinya nanya bener-bener bikin kita 'tersudut' (duh seramnya! alhamdulillah tak dapat aku yang macam tu), ada yang tersungging karena nilai 80 (insya Allah) sudah di tangan (wuah, yang ini memang sukses bikin iri! hix hix). Namun ada juga yang tersinggung, disebabkan hal-hal lain yang diungkapkan sang dosen, entah pakaian, kerapihan, mungkin juga gara-gara tak mengucapkan salam ketika masuk ruangan.


Kabar menggembirakan lainnya, akhirnya format ujian kembali seperti biasa. Bukan OSOCA lagi, tapi telah kembali jadi SOCA. Entah apa alasannya, yang pasti membuat budak-budak* senangnya tak ketulungan Hi5 Emoticon
Asli, bikin ujian SOCA jadi lebih ringan, hehe. Karena jujur aja, format OSOCA di blok lalu bikin kita-kita seangkatan (sekelas khususnya) gempar! Gara-gara format ujian yang istilah kerennya still unclear, juga bener-bener tak ade yang namanya simulasi, bagaimana sebenarnya ‘wujud’ OSOCA itu =(


Kami seangkatan 2007 juga harus 'menelan pil pahit' (hehe) ketika tahu bahwa ujian yang tadinya mundur dari tanggal 9 (minggu ini) menjadi tanggal 15 (minggu depan), eh tanpa alasan yang jelas, ujian-ujian tersebut kembali dimajukan! X'O


"Huh, mempermainkan hati nian. Padahal aku la santai-santai"


Hehe, tampaknya tak ada kata santai dalam kamus kami , walau memang benar kalau di dunia ini adalah perjuangan, istirahat kita adalah di surga =)


Secara garis besar, bisa dikatakan diri ini sangat lumayan banget dari yang kemarin-kemarin. Semoga keadaan seperti ini terus berlanjut ya Allah, aamiin.


Sekarang waktunya mengejar nilai untuk OSCE mendatang.
Met berjuang kawan-kawan yang juga tengah ujian.
Kita bisa koq (^_^)



*anak-anak

101208; pukul 22.00 WIB
Kota pempek

Wednesday 19 November 2008

40 Harian? Hmmm...

“Teman-teman, nanti malam ada ngaji di rumah Xxx untuk 40 hari meninggalnya ayah Xxx”

Demikian pengumuman seorang teman di depan kelas di tengah keramaian, mumpung dosen belum datang mengajar. Yap, tepat 40 hari yang lalu temanku berduka, karena ayahnya telah ‘dipanggil’ oleh Yang Mahakuasa. Semoga almarhum mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya, aamiin.

Ingin aku datang, tapi jarak & alat transport sering (selalu?) jadi hambatan. Bagaimana ya? Belum pernah aku datang melayat, hmmm mungkin pernah 1x, tapi itu pun saat kecil, di saat aku belum mengerti apa-apa.

“40 harian itu maksudnyo apo Mul?” seorang teman yang cukup dekat denganku tiba-tiba bertanya. Dia seorang non Islam. “Cak ngedo’ake perjalanannyo e?”

Hening. Wah aku harus jawab apa ya? Sepengetahuanku sih, manusia meninggal itu sudah berada di sisi-Nya. Tak ada perjalanan yang harus dilalui, melewati berbagai rintangan agar dapat ‘sampai’ dengan selamat di suatu tempat yang indah di alam gaib sana, dll. Kalau ada perjalanan & di saat hari ke-40 kita mendo’akan perjalanan sang arwah, hmmm sejujurnya aku tak yakin. Seperti itu kah? Apakah itu hanya sekedar kebiasaan/budaya yang dilakukan masyarakat untuk menghormati keluarga yang ditinggalkan? Atau mungkinkah peringatan 40 hari itu adalah bid’ah?

“Wah aku takut salah ah, aku dak terlalu tau jugo Fe” kataku, mungkin sebagai pengakhiranku dalam pembicaraan itu, takut-takut memberi pengetahuan yang salah. Tahu-tahu malah memberi image jelek terhadap Islam, karena tak mengatakan sesuatu yang benar. Haruskah aku malu, yang tak bisa menjawab pertanyaan tentang agamanya sendiri?

“Jangan katakan apa yang engkau ketahui, tetapi ketahuilah apa yang engkau akan katakan” (sms seorang kawan)

“Barangsiapa yang menyeru kepada petunjuk, maka baginya pahala seperti pahala-pahala orang yang mengikutinya, hal itu tanpa mengurangi pahala-pahala mereka sedikitpun, dan barangsiapa yang menyeru kepada kesesatan maka baginya dosa seperti dosa-dosa orang yang mengikutinya, hal itu tanpa mengurangi dosa-dosa mereka sedikitpun” (HR Muslim 2647)


Hamba mohon ampun ya Allah, sungguh hamba-Mu masih minim pengetahuan mengenai agama-Mu yang penuh rahmat ini. =(

Monday 17 November 2008

Apa Kabar Adik-adikku?

Enam belas tahun telah berlalu. Saat itu tak terlalu kuingat wajah kalian. Maklum saja, apa sih yang tersisa di ingatan seorang balita berumur 3 tahunan? Yang kuingat hanya kerumunan om & tante duduk-duduk di lantai beralaskan karpet di sekelilingku. Saat itu kalian ada di hadapanku. Diam. Hmmm aku tak tahu kenapa kalian di situ. Yang kutahu, aku tak ingin berlama-lama di sini. Aku nggak mengerti kenapa aku ikut duduk di dekat kalian? Kenapa orangtuaku terlihat suram? Kenapa mereka banyak sekali duduk-duduk mengelilingi kalian? Mengapa mereka berkomat-kamit?

Beberapa tahun kemudian aku mulai mengerti. Walau belum pernah ada ikatan batin layaknya mama kita & kalian, namun aku ingin ada itu di hatiku.

Ramadhan & Qadir. Bibirku belum pernah terucap untuk memanggil kalian untuk mengerjakan PR. Pikiranku belum pernah membayangkan bagaimana rupa kalian, 2 sosok lelaki kembar. Telingaku belum pernah mendengar kalian berteriak-teriak mendapat nilai bagus saat ujian berakhir. Mataku pun, seakan tak pernah ‘menyimpan’ kalian berdua di sudut ingatanku.

Seperti apa ya kalian sekarang ini?

Ganteng kah?

Pintar kah?

Bandel kah?

Sholeh kah?

Bagaimana kabar surga di sana? Titipkan kami tempat istirahat di sana ya.


~teruntuk Ramadhan & Qadir, istirahatlah kalian di sisi-Nya~

Sunday 9 November 2008

Dari Cuek Jadi Melek(at)

Reaksi ketika seorang kawan SMA menelepon?

BAHAGIAAAAAAAA SANGAAAATTTT!!! X)

Sudah 1,5 tahun berlalu ga ketemu, nggak terkira seberapa besarnya rasa kangen yang 'menggurita' (halah!). Pertanyaan basi namun tetap jadi favorit lidah pun keluar,

"apa kabar kawan?"

Selama beberapa menit, kami saling bertukar pikiran, diskusi, berbicara via telepon. Juga berbicara tentang kuliah masing-masing. Sementara aku bercerita panjang lebar tentang kampusku yang terbagi menjadi 2 tempat, Aya banyak bercerita tentang suka-dukanya membedah marmut, yang beberapa jam lalu sang marmut masih berlari-lari ceria, tahu-tahu harus berakhir lunglai di meja praktikum. Hwaduuhhhh ^^i

Sekilas namun ada, terdengar perubahan pada dirinya. Dari suaranya. Jika dulu ada seorang perempuan yang tergila-gila sama bola, juga blak-blakan mengemukakan ide terhadap sesuatu hal yang dia jumpai, teringatlah semua pikiran orang-orang akan Aya, temanku ini =)

Namun sekarang? Ehmmm... suaranya jauuuuuhhhhhh lebih lembut daripada saat masa sekolah dulu. Pikirannya? Hmm jauh lebih bijak, tak terlalu berapi-api seperti masa sekolah dulu.

Ga disangka!
Aya yang dulu ternyata.......... jadi sedemikian lembutnya.......... Whoaaaaa.......

Dan alhamdulillah, aku tahu bahwa Aya jadi lebih dekat dengan Sang Rabb, dengan banyaknya ucapan menyebut nama-Nya. Terima kasih ya Allah Engkau telah lindungi kawanku ini =)

Karena sekolah kami dulu di kota metropolitan, namun sekarang kami, juga kawan-kawan lainnya, telah berpencar ke mana-mana. Dari penghujung Sumatra, hingga ke teluk Jawa Timur. Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara & Papua? Hmmm... belum ada kabar sih.

Di sela-sela pembicaraan tak lupa kami mengenang masa-masa SMA yang menyenangkan.

Aahh...

Ingin rasanya diri ini balik ke waktu itu. Waktu di mana di sekeliling kita banyak kawan (yang juga banyak kita cuekin ;P *sungguh aku mohon maaf ya, hehe*), eh setelah berpisah begitu lamanya ternyata malah rindu banget 1 sama lain gini, seperti sekarang ini. Kenapa ya koq bisa gitu sih? Hehehe =)

Semoga tali pertemanan ini takkan pernah putus, sampai kapan pun.

Tidak.

Tali persaudaraan sesama umat Nabi Muhammad SAW ini akan tetap lekat, seperti lekatnya perangko dengan amplop (hehe masih ada ya? =D).

Sama-sama berjuang menggali ilmu ya Aya. Di jalan-Nya.




~Aya, kira-kira ada ga yang berubah sama diri aku? ^^~

Saturday 8 November 2008

Hati-hati Banyak Ngemil!

Bismillaahirrahmaanirrahiim...

Gawat ga sih kalau aku jadi kedoyanan banget sama R*c***s* N****i? (sori disensor, soalnya ga enak aja sih ^^i) Soalnya, bisa aja kan rasa enak itu berasal dari penguat rasa mononatrium glutamat/monosodium glutamat. Itu bahan kimia yang biasa terkandung dalam makanan ringan, yang (kata orang) bisa bikin otak bodoh. Hmm aku rasa sih memang bener, soalnya neurotransmiter (penghantar saraf) di otak itu bakal terganggu kerjanya gara-gara zat ini, otomatis kemampuan otak kita dalam berpikir bisa payah. Yah walau dari segi kehalalannya insya Allah bisa dipercaya. Ada label halalnya MUI koq =)

Walau enak, jangan sampai kebanyakan ngemil ya. Selain kalori dari snack/makanan itu besar, kalau ga dibarengi aktivitas (baca: malasss bergerak) bisa meningkatkan risiko penyakit diabetes mellitus.

HATI-HATI! (O_o)

Karena dalam darah di tubuh kita akan mengandung banyak banget glukosa, sehingga hormon insulin yang tugasnya menyimpan glukosa tersebut ke dalam otot dll, akan 'kelelahan' (Kebayang donk kalau orang lelah & capai buanget lagi lari marathon, yang kalau ga istirahat, bisa-bisa pingsan!). Nah, maka bisa rusaklah sel-sel penghasil insulin itu. Dan jadilah Diabetes Mellitus yang akan membuat kita harus mengeluarkan biaya besar untuk berobat, supaya bisa sembuh. Jangan salah lho! Diabetes itu bisa menyebabkan kematian!

Sayangi tubuh kita ya. Bersyukurlah kita diberi hidup sehat oleh Allah SWT. Karena kalau kita sakit, kita ga bisa beraktivitas dengan lancar seperti sekarang ini. Ga bisa beribadah & mengumpulkan pahala lagi dech!

Hidup tubuh sehat! \(^_^)/

Mybluespica is now on earth ^_^

Bismillaahirrahmaanirrahiim...

Alhamdulillah akhirnya jadi juga pembuatan blog baru. Dengan 'rumah' yang loadingnya insya Allah lebih cepat & memungkinkan lebih banyak orang untuk membaca & memberi masukan, dengan ini, Annisa "thelilgirl" menyatakan...

blog http://mybluespica.blogspot.com

telah resmi dibukaaaa... \(>.<)/ *Tok... Tok... Tok*

Alhamdulillaahirabill'aalamin...
Moga banyak hikmah yang dapat Anda semua raih. Aamiin ya Allah ^_^