Thursday 28 June 2012

Jauh


Waktu bermaraton tanpa henti
Semoga hijau daunmu tak keriput dimakan detak-detik jarum jam
Semoga cengkeram akarmu tidak porak-poranda tercerabut tsunami cobaan
Semoga xilem floemmu tegak gagah walau disapu taufan berselimut cerah
Semoga oksigenmu jernih tanpa buli-bulir belerang

Aku?
Aku berubah
Jauh
Aku beda
Aku bukan bumi hijau yang waktu itu
Aku bukan bongkahan Antartika yang kamu kenal dulu
Aku kini ciut
Meleleh tak berbekas
Meluap
Melahap
Menenggelamkan

Kita beda
Kita jauh

No Begadang & Belajarlah *glek*

Quotes of the day:

"No begadang?? No lazyness!!"
-akibat tugas bertumpuk -_-i



"Lebih baik belajar lah terus daripada mengulang masa-masa 'indah' lagi di tempat yang sangat 'indah' ini"
-percakapan dengan seorang wanita baik ;)

Tuesday 26 June 2012

Sunyi

Aku adalah mayoritas keburukan manusia

Kini kedekatanmu makin terasa
Terima kasih telah setia menemani
Maaf selama ini kehadiranmu sering hilang
tersamar oleh keramaian

Friday 22 June 2012

Belum Tahu

Sudah dari kapan tau, saya berpikir untuk mulai membiasakan banyak menulis itu dari sebuah hal simpel bernama nge-twit. Menjadikan sebuah twit sebagai tema menulis blog. Yang orang sebut microblogging atau nulis berkapasitas 140 karakter ini makin banyak digemari, membuat nge-macroblogging alias nulis super panjang (ga harus panjang juga sih, isi blog kan suka-suka pemiliknya) di blog makin ditinggalkan. Jelas, karena ngetwit bisa kapan saja, di mana saja, bebas nulis apa yang ada di benak saat itu juga, ga pake mikir panjang, ga butuh waktu lama untuk ngedit sana ngedit sini, klik tombol "Tweet" langsung deh berita super penting cepat sampai ke publik, aktual, original & directly freshly crispy from the oven. Sementara ngeblog? Hmmm... Apa ya?

Jadi apa yang mau saya tulis di blog untuk sekarang ini? Belum tahu.

Wednesday 20 June 2012

Sinar Pagi (Ini Bukan Koran)



Saya akui, mbak yang 1 ini (sebut saja mbak J) memang baik banget. Perawakan sedang, tidak gemuk tapi kurus pun tidak. Wajah biasa saja. Tapi senyumnya bersinar ke mana-mana. Belum pernah terlihat garis cemberut tersaji di wajahnya, sejauh yang pernah saya lihat. Agak jarang memang frekuensi pertemuan saya & mbak J. Saya rasa mbak J adalah salah 1 dari beberapa orang (sedikit ya? Nanti coba saya hitung dulu) yang, bisa disimpulkan, ga pandang gender, baik ke laki-laki ganteng maupun ke perempuan yang wajahnya pas-pasan.

Selama ini yang saya temuin kebanyakan orang itu pandang gender ya. Misalnya seorang perempuan bernama X giliran tidak sengaja berpapasan dengan Y si lelaki ganteng, langsung baiknya minta ampun, pasang senyum termanis sedunia. Di saat yang tidak terlalu lama waktunya, saat bertemu Z karena suatu hal yang perlu dibicarakan, perempuan yang wajahnya bisa dikatakan tidak cantik tapi jelek juga tidak, yahh langsung berbeda jauh. Dingin. Suram. Datar (kalau ga mau dibilang cemberut). Bawaannya X ini pengen cepat-cepat pergi & mempersingkat percakapan :D Hmm mungkin belum kenal lebih jauh aja kali ya. Sini coba saya kenalkan dulu siapa tau bisa bersahabat :D

Oke balik lagi ke mbak ini. Kesan saya pertama kali lihat, jelas biasa saja (kebiasaan manusia: judge a book from its cover -_-). Sempat tebersit prasangka kalau saya yang biasa-biasa saja seperti ini mungkin akan lebih diabaikan oleh mbak J. Tapi ternyata tidak! Bersama kedua teman saya (keduanya lelaki), kami bertiga banyak berdiskusi tentang pelajaran. Mbak J dengan sabar (& 1 hal yang ga pernah ketinggalan dia bawa: senyum. Ingat, S.E.N.Y.U.M) membimbing tanpa memberi perlakuan berbeda kepada masing-masing kami. Kejadian seperti ini langka euy. Sepertinya agak lebay ya, tapi saya takjub. Minimal bisa bernafas lega & rileks sebelum 'pembantaian' dari penguji dimulai. Saat berpapas di jalan pulang, mungkin ada suatu urusan yang membuat mbak J terengah-engah berlari, arah larinya menuju saya. Saat saya sapa pun, senyumnya ga hilang. Masih ada.

Ga banyak hal penting yang saya mau deskripsikan. Pokoknya mbak J ini keren. Begitulah seharusnya manusia. Ga seharusnya ada kesenjangan gender :D Oke memang alaminya wanita itu tertarik dengan pria, pria itu tertarik dengan wanita. Tapi saya sering muak dengan mereka yang belum apa-apa sudah berwajah jutek, dilihat dari jauh saja tampak seperti singa yang siap menerkam -_- Halo, lecek banget deh wajahnya, masih pagi neng :)

“Senyummu di hadapan saudaramu adalah sedekah bagimu.” (HR. At-Tirmidzi)





Untuk mbak J: terima kasih untuk bimbingannya. 
Doa yang terbaik dari saya untuk mbak. 
Semoga senyum cerah seperti matahari yang baru terbit itu, 
senyum yang ga kenal pagi siang sore malam itu, terus ada.
You know, you ARE shiny just like your name.
Sukses! :)

Monday 11 June 2012

Kugy

Thx Kugy
You teach me how to dream
You teach me how to walk
Steadily
But there's still confusing debris in my mind
It's so hard :'

Haruskah kita menjadi sesuatu yang bukan diri kita untuk, akhirnya, kembali menjadi diri kita yang asli? Apa memang begitu kah jalannya?


?