Tuesday 5 August 2014

Debat Kusir? Hati-hati!

I think... | No, imho... | No, frankly saying... ... ... ..
 
Setelah mengamati kejadian di mana-mana, saya cuma mau bilang "astaghfirullah". Aya aya waeeee lah *geleng-geleng kepala*


Subhanallah. Heran, banyak orang menjelek-jelekkan orang lain, si A jelek-jelekin si B, kayak si A itu lebih bagus aja daripada si B. Kalo gentle, si A lawan lah si B dengan sikap ksatria, dalam kompetisi yang sama, bisa menang bener ga si A ngelawan si B? Terbukti ngga si A itu emang lebih oke kualitasnya daripada si B? Walau si A menang pun, cara menjelek-jelekkan itu sendiri udah ga terpuji, buat orang ga respek. Dan, kalo ngata-ngatain itu cuma semakin memperjelas bahwa si A itu lemah, semakin memperjelas pake BANGET kalo si A itu TIDAK MAMPU. Lha wong beraninya ngatain doank, bukannya bersaing secara sehat. Ckckck...


Saya mengambil intisari dari link ini :


***
 

“Aku menjamin sebuah rumah di pinggir jannah (surga) bagi siapa saja yang meninggalkan perdebatan berkepanjangan meskipun ia dalam kebenaran (al haq), juga sebuah rumah di tengah jannah bagi siapa saja yang meninggalkan berbohong walaupun ia sedang bercanda, serta sebuah rumah di puncak jannah bagi siapa saja yang berakhlak mulia.” (HR. Abu Dawud, Dinyatakan Hasan shahih oleh Syaikh Al Albani)

Seseorang tidak akan merasakan hakikat iman sampai ia mampu meninggalkan perdebatan yang berkepanjangan meskipun ia dalam kebenaran, dan meninggalkan berbohong meskipun hanya bercanda padahal ia tahu seandainya ia mau ia pasti menang dalam perdebatan itu” (Kanzul Ummal juz 3 hal 1165)

Imam Ibnu Wahab berkata : “Aku mendengar Imam Malik bin Anas mengatakan: Perdebatan dalam ilmu akan mengeraskan hati dan menyebabkan kedengkian” (Jaami’ al Uluum wak Hikam 11/16)

Di antara tanda sebuah diskusi telah berubah menjadi debat kusir
1.Nada suara mulai meninggi
2.Tulisan mulai menggunakan istilah yang emosional
3.Mulai muncul kata-kata ejekan atau sebutan yang merendahkan
4.Mengulang-ulang argumentasi
5.Mengingkari aksioma
6.Menolak logika
7.Mulai melibatkan perasaan dan emosi yang berlebihan

* aksioma = pernyataan yang dapat diterima sebagai kebenaran tanpa harus melalui pembuktian

***

Kalo ada pepatah lama yang bilang "diam itu emas", keadaan seperti ini lah yang pas untuk pepatah tersebut. Diam/menghindar saat diskusi berubah menjadi debat kusir yang tidak berguna, yang banyak mudharatnya. Sebenarnya kalo diri kita berada di pihak yang perannya sebagai pengamat kejadian tersebut & MENGETAHUI dengan jelas siapa yang benar siapa yang salah (secara Islam, secara logika lah minimal), ada rasa gemes, geram, ga rela kalo kebenaran diinjak-injak. Lalu, apa solusinya setelah diam/menghindari debat kusir tersebut? Ada yang tau? Oke, tiap kepala orang isinya berbeda-beda, ga ada yang bener-bener sama persis. Tapi kalo diskusi itu udah jatuh jadi debat kusir, ya udah lah,ga sehat lagi itu diskusinya, melenceng dari tujuan yang seharusnya.

Tulisan ini semata-mata untuk saling mengingatkan dalam hal kebaikan. Yang benar datang dari Allah SWT, yang salah datang dari penulis. Sekian, semoga Allah SWT melindungi kita semua. Aamiin.

No comments: