Sunday, 4 October 2009

300909

Sore di hari Sabtu.

Ia tak lagi mengenang dirinya & sahabat-sahabatnya di kursi kebanggaan.
Ia tak lagi merebah di samping radio kesayangannya.
Ia tak lagi membayangkan sesosok wanita tua sedang meniup sumbu kompor di dapur.

Kali ini adalah bunyi asli, langsung dari sang peniup, entah dari mana asal suara itu. Bukan bunyi radio seperti yg biasa ia dengar. Bunyi saluang mengalun bersama angin yg berhembus perlahan, menyedihkan, bersamaan dengan terpampangnya hamparan batu bata yg rata dengan tanah, potongan-potongan tubuh di mana-mana, bahkan mungkin saja ada yg terkubur di bawah tanah yg ia dipijak.

Di hadapannya adalah tempat ia bertumbuh & bermain dulu, kini telah 'bersih' layaknya gurun yg tak berpenghuni, akibat goncangan dahsyat kiamat sughra. Cakrawala pun dapat tertangkap matanya. Pemandangan yg ia harapkan nihil. Tak ada amak, tak ada apak, tak ada konco, tak ada gedung SD di beberapa meter sekat rumah ia dulu itu.

Sabtu ini ia kembali tegap, matanya menyusuri setiap sudut kampung halaman yg telah sekian tahun tidak ia tapak. Pesan 140 karakter di ponsel pintarnya Rabu lalu membuatnya menekan banyak tombol penting. Namun apa daya, tak ada yg menjawab dari seberang sana.

Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat [2:214]

Matanya basah.
Sungguh, ia takkan lupakan hal ini.

Saluang kembali mengalun, namun makin lama makin samar, seakan putus asa menanti hal yg takkan pernah datang.

(Yaitu) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji yang selain dari kesalahan-kesalahan kecil. Sesungguhnya Tuhanmu maha luas ampunanNya. Dan Dia lebih mengetahui (tentang keadaan)mu ketika Dia menjadikan kamu dari tanah dan ketika kamu masih janin dalam perut ibumu; maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa [53:32]


Bundo, denai rindu dangan bundo. Manga gampo ni buek bundo pai sacapek ini?




~mulatooo
in memoriam to West Sumatra's earthquake & the victims
300909

No comments: