Wednesday 18 March 2009

Diam Sejenak Dengan Diam

Hmmm...
Sekali lagi, aku takut, sekaligus takjub dengan diam. Beberapa kejadian membuatku aware dengan yg namanya diam. Orang yg banyak diam sering dianggap cool, kalem, misterius, hebat, jenius (kaya di anime-anime atau film-film kartun), Maha segalanya (yg Maha kan cuma Allah ), wah banyak!


Di keramaian teman-teman di sekitar kita, setidaknya ada 1 orang yg lebih banyak mengistirahatkan mulutnya daripada membanjiri napasnya dengan macam-macam kata, entah kata-kata tersebut berasal dari surga, ataupun dari kebun binatang terdekat di kota Anda . Yah lagipula kadang nggak tahu juga harus bicara apa alias ga nyambung
.


Namun jangan salah. Orang seperti ini banyak dijadikan tempat bagi mereka yg butuh pelega hati. Orang-orang seperti mereka memang tak banyak omong, tapi bijaknya selangit. Wajar sih. Kata orang (lagi) kebanyakan dari mereka melihat dengan hati (cie cie!!! Awas jangan GR).



Diam memang banyak. Beberapa di antaranya nyangkut di kepalaku, setelah beberapa hal di sekitar maupun di dunia ini terjadi.


Diam yg membodohi?
Diamnya seperti mbah dukun atau mereka yg percaya dengan hal-hal gaib/mistis. Dikira sedang dapat ilham entah dari mana asalnya, ternyata si pelaku sedang memikirkan enaknya-ngerjain-ini-orang-pakai-rencana-kibul-1-atau-kibul-2-ya. Oh malangnya yg menjadi korban.


Diam yg merugikan?
Ehhmmm contohnya diam karena tak berani memilih apa-apa dalam Pilkada, Pemilu, PilGub & WaGub, dkk dsb. Satu suara saja dapat menentukan siapa pemenangnya. Kalau banyak yg abstain, wah sayang banget donk hak pilihnya disia-siakan
.


Diam yg menguntungkan?
Seperti mereka yg tengah dilanda berbagai macam masalah berat, lalu memutuskan untuk diam sejenak. Bernapas dalam-dalam. Menghembuskan napas perlahan, lalu hirup udara lagi, hembuskan lagi. Lalu bismillah, berpikir jernih. Dengan pikiran & hati yg cling cling, bukannya pakai emosi yg membuat kita membenarkan yg salah & menyalahkan yg benar. Ooowww ckckck... Sebuah kesalahan fatal. BIG mistake. No no no


Diam yg mengerikan?
Seperti orang-orang yg tiba-tiba tutup mulut, tanpa sebab, tanpa berkata sepatah pun. Kata mereka sih yg didiamkan itu habis berlaku yg tak baik (tak sesuai dengan yg mereka inginkan?), sehingga berpura-pura tak mendengar dianggap sebagai pilihan yg lebih baik daripada meladeni orang yg telah membuat hati mereka sakit (beneran nih sakit?).


Yg didiamkan mungkin akan mengalami salah 1 dari 2 hal:
  1. Jadi bingung. Mikir "nopo tho?" atau "aya naon?". Terkadang mereka yg didiamkan menganggapnya sebagai angin lalu, sebagian lagi terlanjur larut dengan pikiran aduh-hari-ini-aku-salah-apa-lagi-ya, saking banyaknya berbuat salah orang tsb tak diingatkan. Yg merasa dizhalimi? Tersenyum-senyum melihat mereka yg didiamkan kalang kabut (memangnya menunggu masakan matang? ).
  2. Nggak nyadar sama sekali. Entah memang lugu ataupun (berusaha sekeras mungkin) berpikiran optimistik ah-ya-ampun-suaraku-terlalu-kecil-jadi-mereka-nggak-mendengar, atau juga ups-rupanya-hari-ini-aku-kurang-menarik-perhatian. Ya sudah. Bersuara lebih keras lagi lah orang ini. Huhu...

Hmmm...
Enaknya jadi orang yg pertama atau yg kedua ya?


Tapi, dengan melihat jenis-jenis diam di atas, setidaknya berhati-hatilah dengan diammu. Sudahkah diammu di tempat & waktu yg benar? Atau justru malah memperburuk keadaan?



180309; 10.40 WIB

~kota Mie Celor~
Siap-siap datang diskusi kelompok

No comments: